Yayasan Pendidikan Islam Al Quran

Cari

Islam Pada Masa Rosulallah periode Makah


DAKWAH ISLAMIYAH

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa zaman kejayaan Islam adalah disaat Rasulullah masih bersama umat Islam, beliau tidak hanya sebagai pemimipin spiritual tetapi juga sebagai panglima perang tertinggi umat Islam pada saat itu. Nabi menjadi tauladan dan contoh yang paripurna bagi insan Islam, dan beliau juga selalu berada pada barisan pertama jika terjadi perang antara Islam dan para penentang kehadiran Islam serta umat yang menolak seruan kepada Islam.

Islam periode Mekkah di kenal dengan Islam Tauhid dan disebarkan dengan sembunyi-sembunyi dan hanya diajarkan kepada kalangan kerabat dan sahabat Rasulullah saja. Penekanan terhadap tauhid berlangsung selama kurang lebih 13 tahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Dan disanalah Islam berkembang dengan pesat, baik pengikut dan wilayah yang diislamkan semakin meningkat.

Dan islam didakwahkan secara luas setelah Rasulullah menerima Ayat Allah surah Al Muddatstsir ayat 1-7 yang berbunyi :

Artinya : 1. Hai orang yang berkemul (berselimut), 2. Bangunlah, lalu berilah peringatan! 3. Dan Tuhanmu agungkanlah! 4. Dan pakaianmu bersihkanlah, 5. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah, 6. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. 7. Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.

Setelah mendengar Ayat tersebut, Rasulullah mulai berani menyebarkan Ajaran Agama Allah ini kepada khalayak ramai, dengan mengadakan pertemuan yang lebih besar dan terbuka di Bukit Shafa dekat Ka’bah. Di atas bukit itu Nabi Muhammad SAW berdiri dan berteriak memanggil orang banyak. Mendengar teriakan Muhammad SAW, orang-orang berkumpul dan ingin tahu apa yang disampaikan oleh Muhammad hingga ia rela berdiri di bukit itu dan berteriak-teriak. Karena Nabi Muhammad SAW terkenal dengan kejujuran dan seluruh penduduk Mekkah tahu akan hal itu dan beliau diberi gelar al-amin karena kejujuran yang disandangnya selama ini, tidaklah sulit buat manusia jujur seperti Muhammad untuk mengumpulkan massa agar mendengarkan apa yang akan disampaikannya. Untuk menarik perhatian mereka, Nabi Muhammad berkata :”Saudara-saudaraku, jika aku berkata di belakang bukit ini ada musuh yang akan menyerang kota Mekkah, apakah kalian percaya?” dengan suara yang serentak mereka menjawab :”tentu saja kami percaya padamu Muhammad, karena engkau tidak pernah berbohong dan engkau diberi gelar al-amin bukti bahwa engkau tidak pernah berbohong”. Rasulullah melanjutkan “Kalau demikian, dengarkan apa yang akan aku sampaikan kepada kalian semua, aku adalah seorang pemberi peringatan ( Nazir ). Allah telah memerintahkan kepadaku agar aku memberi peringatan kepada saudara-saudara semua, hendaknya kalian hanya menyembah Allah saja, Karena tidak ada Tuhan selain Allah dan apabila saudara ingkar maka Allah akan menurunkan azabnya dan saudara semua akan menyesal”. Khotbah Nabi tersebut spontan membuat orang marah. Sebagian ada yang berteriak-teriak sambil memaki Nabi dan mengejeknya sebagai orang gila. Namun ada pula yang diam saja.

Pada kesempatan itu Abu Lahab berteriak :” Celakalah engkau hai Muhammad, untuk inikah engkau mengumpulkan kami?” sebagai balasan terhadap apa yang dikatakan oleh Abu Lahab, maka turunlah ayat yang membalas Abu Lahab, dan dinamakan surah al-Lahab 1-5 :

Artinya : “1. Binasalah kedua tangan abu Lahab dan Sesungguhnya dia akan binasa. 2. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. 3. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. 4. Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu baker. 5. Yang di lehernya ada tali dari sabut.”

Pembawa kayu bakar dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi penyebar fitnah. isteri abu Lahab disebut pembawa kayu bakar Karena dia selalu menyebar-nyebarkan fitnah untuk memburuk-burukkan Nabi Muhammad SAW dan kaum muslim.

Reaksi keras juga bermunculan menentang dakwah Nabi Muhammad SAW, tapi usaha-usaha dalam meyebarkan dakwah Islam ini terus berlangsung dan tidak pernah mengenal kata lelah sehingga hasil yang diraih mulai nyata. Jumlah pengikut Nabi yang pada awalnya hanya belasan orang dan hanya dari kalangan kerabat dan sahabat semakin hari makin bertambah. Hampir setiap hari ada yang menyatakan diri sebagai seorang Islam dan mengislamkan diri serta keluarga mereka. Mereka kebanyakan adalah wanita, kaum budak, pekerja, kaum, miskin dan lemah. Meskipun kebanyakan dari pemeluk agama Islam adalah dari kaum lemah namun semangat Islam mereka sangat keras dan kuat, dan mereka berperan dalam perjuangan Islam dan mensosialisasikan Islam kepada kerabat dan keluarga mereka masing-masing, sehingga perkembangan Islam semakin tampak dan besar.

Tantangan terbesar dalam perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW adalah dari kaum penguasa dan pengusaha Mekkah, kaum feodal dan kaum pemilik budak. Karena ajaran yang disampaikan Nabi Muhammad SAW bertentangan dengan tradisi lama mereka dan mereka khawatir nilai tradisi yang telah mereka anggap sebagai Tuhan akan dinodai oleh ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah SAW. Disamping itu, mereka juga khawatir akan sistem dan struktur masyarakat akan berubah dan kepentingan dagang mereka akan terancam dengan kehadiran ajaran Nabi Muhammad SAW yang menitik beratkan terhadap keadilan sosial dan persamaan derajat.

Usaha demi usaha terus dilakukan untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad tersebut, tapi Rasulullah terus menyampaikan amanah ajaran agama Islam yang mulia ini. Rasulullah menyampaikan agama dengan jalan hikmah (kebijaksanaan) dan membantah serta memberikan pengajaran dengan cara yang baik kepada seluruh umat manusia, sesuai dengan Firman Allah pada surah An Nahl ayat 125 yang berbunyi :

Artinya : ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Dan pada surah Al Mu’minun ayat 96 Allah juga memerintahkan kepada Nabi untuk sabar terhadap apa yang dilakukan kaum kafir terhadap dirinya dan memperlakukan mereka dengan hasanah (baik) :

Artinya : “Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan”.

Maksudnya perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan kaum musyrikin yang tidak baik itu hendaklah dihadapi oleh Nabi dengan yang baik seperti dengan memaafkannya, Asal tidak membawa kepada Kelemahan dan kemunduran terhadap dakwah Islam.

Setelah gagal dalam usaha menghentikan dakwah Nabi Muhammad lewat media diplomatik, kaum kafir quraisy mulai menempuh jalan kekerasan. Mereka mempergunakan kekerasan fisik setelah mengetahui rumah tangga mereka sendiripun secara diam-diam telah mengikuti ajran Nabi Muhammad SAW. Budak-budak yang mereka anggap sebagai harta kekayaan telah mengikuti ajaran barunya Muhammad, pelampiasan terhadap kemarahannya kepada Muhammad ditujukan kepada budak-budak tersebut. Mereka disiksa dengan cara yang tidak berperikemanusiaan oleh tuan-tuan mereka yang notabene adalah penentang utama ajaran Muhammad SAW. Dan bagi yang telah merdeka, mereka disiksa dengan cara kecaman dan hinaan serta kekejaman dari keluarga mereka sendiri, sampai mereka mau kembali lagi kepada agama nenek moyang mereka.

Penyiksaan demi penyiksaan ini yang mengakibatkan Nabi Muhammad SAW mengambil sebuah keputusan untuk mengungsikan sahabat-sahabat beliau ke luar dari Mekkah untuk sementara waktu ke daerah Abessinia (nama kuno dari Ethiopia) sebuah negara di Afrika Timur, Dan Nabi Muhammad SAW memberikan instruksi kepada umat Islam untuk menyebar keseluruh negeri untuk menyelamatkan diri sementara waktu, dan beliau memberi isyarat untuk pergi ke Abessinia yang pada saat itu dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raja Najsyi, dan masyarakat disana kebanyakan menganut agama monotheis (Nasrani) yang pada dasarnya sama dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW dan dalam Al-Qur’anul Karim pun nama Isa disebut sebagai salah satu nabi dari umat Islam.

Maka berangkatlah beberapa orang ke daerah tersebut, diantaranya yang berangkat adalah Usman bin Affan beserta isterinya Ruqayyah, Abu Salamah beserta isterinya, Abu Sabrah bin Abi Rahm beserta isterinya, Ummu Kalsum dan lainnya, yang berjumlah 15 orangMuhajirin tersebut berangkat menuju Abessinia melewati Laut Merah.

Setelah berada disana untuk waktu kurang lebih tiga bulan para Muhajirin tersebut akhirnya kembali lagi ke Mekkah. Sesampainya disana mereka masih saja mendapat perlakuan yang keras dari kaum Quraisy dengan perlakuan dan ancaman akan dibunuh tetap mereka terima. Nabi Muhammad SAW memerintahkan mereka untuk kembali ke daerah Abessinia untuk sementara waktu, hingga keadaan di Mekkah stabil dan mereka aman untuk menetap kembali. Mereka mendapat perlindungan dan penghormatan dari Raja Abessinia, karena dianggap ajaran Muhammad sama dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Musa, dan Isa a.s. Beberapa orang ada yang menetap dan kebanyakan kembali ke Madinah, setelah mendengar hijrahnya Nabi Muhammad ke daerah Madinah untuk menghindari panganiyayaan dari kaum Quraisy.

0 komentar:

Posting Komentar