Yayasan Pendidikan Islam Al Quran

Cari

Islam Pada Masa Rasulallah periode Madinah


HIJRAHNYA NABI KE YASTRIB (MADINAH)

Artinya : “Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya yang Telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati". dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah mengetahui isi hati(mu)”. (QS. Al Maidaah : 7)

Nabi SAW menggunakan delegasi dan jama’ah yang datang dari kota Yastrib (Madinah) untuk menyebarkan Agama Islam, setelah banyak dari suku-suku Yastrib yang masuk dan menyatakan kebenaran Agama Islam, maka Rasulullah memerintahkan beberapa sahabatnya untuk hijrah ke Yastrib secara diam-diam. Dan dalam waktu dua bulan kurang lebih 150 jama’ah Muslim yang dikenal dengan istilah al-Anshar berada di kota Yastrib. Yang masih menetap di kota Mekkah untuk menjaga serta membela Nabi Muhammad SAW, adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Sayyidina Abu Bakar, menunggu Rasulullah mendapat perintah untuk hijrah ke Yastrib

Artinya :“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi Ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh Telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An Nisaa’ : 100)

Dengan banyaknya kaum muslimin yang hijrah ke Yastrib, maka kaum kafir Quraisy merencanakan tindakan pembunuhan terhadap Rasulullah. Dan dikumpulkanlah dari setiap suku, pemuda yang terkuat dari mereka dalam usaha merealisasikan rencana pembunuhan terhadap Rasulullah SAW. Berita ini terdengar oleh Rasulullah SAW, sehingga ia merencanakan hijrah ke Yastrib setelah mendapat izin dari Allah SWT dalam ayatNya al-Qur’an :

Artinya : “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, Sesungguhnya bumi-Ku luas, Maka sembahlah Aku saja”.

Maka Rasulullah SAW menugaskan kepada Abu Bakar untuk mempersiapkan segala urusan untuk keberangkatan menuju Yastrib, dan Sayyidina Ali ditugaskan untuk menggantikan posisi Rasulullah SAW di tempat tidurnya agar kaum musyrikin mengira Nabi Muhammad SAW masih ada di kota Mekkah. Setelah malam gulita Rasulullah bersama Abu Bakar menyelinap keluar dari rumah menuju Yastrib dan menghindari pengepungan dari kaum kafir yang berniat untuk membunuh Rasulullah SAW. Rasulullah keluar dari Mekkah menuju sebuah gua yang berjarak sekitar 3 mil dari kota Mekkah dan beliau bersembunyi di gua tsur selama tiga hari tiga malam sampai keadaan aman. Dan pertolongan Allah selalu bersama Nabi Muhammad SAW seperti yang dilansir dalam Ayat Allah :

Artinya : “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah Telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia Berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang Tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. At Taubah : 40)

Usaha kafir quraisy untuk membunuh Rasulullah SAW tidak membuahkan hasil dan mereka mengira Rasulullah telah sampai di kota Yastrib, pada malam keempat Rasulullah SAW keluar dan berangkat menuju Yastrib menyusuri pantai Laut Merah, sebuah jalan yang tidak pernah ditempuh oleh siapapun sebelumnya. Setelah tujuh hari dalam perjalanan, Rasulullah tiba di sebuah kota yang bernama Quba. Di desa ini Rasulullah SAW beristirahat dan menginap untuk beberapa hari, dan beliau menginap di rumah Kalsum Bin Hindun, dan di halaman rumah tersebut, Rasulullah SAW mendirikan sebuah Masjid pertama yang diberi nama Masjid Quba. Tak lama kemudia sayyidina Ali datang dan bergabung dengan rombongan Rasulullah SAW.

Sementara itu, penduduk kota Yastrib sudah menunggu kehadiran Rasulullah SAW, karena menurut perhitungan mereka seharusnya Rasulullah sudah tiba di kota tersebut. Dan akhirnya Rasulullah tiba di kota Yastrib, beliaumendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat kota Yastrib. Penduduk kota tersebut berdiri di jalan untuk menyambut kedatangan Rasulullah dan menyanyikan lagu-lagu pujian untuk menyambut kedatangan Kekasih Allah tersebut. Masyarakat kota tersebut berharap agar Nabi sudi menginap di rumah mereka, untuk menghormati penduduk Nabi Muhammad berkata : “dimana unta ini berhenti, maka disanalah aku akan menginap”. Dan unta itu ternyata berhenti di rumah anak yatim Sahal dan Suhail di depan rumah Abu Ayyub al-Anshari. Dan Rasulullah memutuskan untuk menginap di rumah Abu Ayyub untuk sementara waktu. Selama tujuh bulan Rasulullah tinggal di rumah tersebut, dan kaum Muslimin bergotong royong untuk membangun sebuah rumah untuk kediaman Rasulullah SAW. Sejak saat itu kota Yastrib diubah menjadi Madinah an-Nabi ( Kota Nabi ), dan kota tersebut juga sering disebut Madinah al-Munawwarah (Kota yang Bercahaya), karena darisanalah cahaya Islam bersinar ke seluruh dunia, dalam sebutan sehari-hari kota ini disebut Madinah.

ISLAM PERIODE MADINAH

Pada Periode Madinah, Rasulullah adalah pemimipin spiritual dan kepemerintahan kota tersebut, dan Rasullullah meletakkan nilai-nilai dasar keagamaan pada penduduk Madinah. Pada masa periode Madinah inilah Islam mengalami kejayaan dan memperluas territorial wilayah kekuasaannya.

Untuk lebih mengikat persaudaraan antara kaum Muhajirin (Muslim yang berhijrah dari Mekkah ke Madinah) dan Anshar (Penduduk Asli Madinah), Rasulullah melakukan beberapa hal, yang diantaranya ; (1) Persaudaraan Dalam Islam (Ukhuwah Islamiyah); (2) Sarana pertemuan (Masjid), maka dibangunlah Masjid Nabawi untuk proses pengembangan Islam dan tempat Ibadah; (3) Menjalin persahabatan dengan penduduk non-Muslim di Madinah.

Dengan berdirinya Negara Madinah, Islam bertambah kuat dan besar. Perkembangan Islam yang begitu pesat di Madinah tentu saja membuat penduduk kota Mekkah menjadi risau dan takut, kalau-kalau saja penduduk Madinah memperlakukan mereka seperti yang mereka lakukan terhadap kaum muslimin saat masih berada di Mekkah, dan mereka juga khawatir khafilah dagang mereka yang menuju Suriah akan diganggu oleh penduduk Madinah.

Penguasaan kembali kota Mekkah merupakan strategi berikutnya yang akan dilakukan Rasulullah, karena Rasulullah sadar dan para Muhajirin sendiri pun selalu rindu akan tanah kelahirannya.

Periode berikutnya dari kepemimpinan Rasulullah adalah mendakwahkan Islam dengan memerangi kaum kafir quraisy Mekkah, akibat dari pertikaian yang berkepanjangan dan tidak ditemukannya kata damai di kedua belah pihak.

PERIODE PEPERANGAN

Artinya : “(yaitu) ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah Telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala isi hati”. (QS. Al-Anfaal : 43)

Rasulullah mendapatkan Wahyu dari Ilahi lewat mimpinya, yang menggambarkan kejadian yang akan terjadi pada perang Badr. Dimana kalkulasi jumlah antara Mujahid Islam dan pasukan musuh sangatlah jauh, tetapi jumlah pasukan dan senjata bukanlah suatu ukuran sebuah kemenangan, semua perihal dan ketentuan tentang takdir kehidupan ada di tangan Allah SWT.

Perang Badr adalah puncak dari pertikaian yang telah lama terjadi antara Muslimin Madinah dan Kafir Mekkah, perang ini akhirnya meletus sekitar tahun ke-2 Hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Perang ini berkobar setelah berbagai upaya damai yang dilakukan oleh Baginda Rasulullah gagal dan menemukan jalan buntu.

Mujahid Islam pada perang badr berjumlah 313 orang, dengan berbekalkan senjata yang sederhana, dan langsung di komandoi oleh Panglima Perang Pertama Islam Nabi Besar Muhammad SAW. Salah satu keistimewaan Rasulullah, selalu berada di garis depan medan pertempuran. Menyemangati para Mujahid dengan pekikan kemenangan Islam dan kejayaan Islam, untuk mencari Ridha Allah semata. Hal itu terbukti, para Mujahid Madinah dapat memenangkan pertempuran tersebut atas pertolongan dari Allah, seperti yang disebutkan dalam Ayat Suci Al-Qur’an surah al-Anfaal ayat 12 yang berbunyi :

Artinya : “(ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, Maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang Telah beriman". kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, Maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka”.(QS. Al Anfaal : 12)

Dan Allah juga menurunkan beribu malaikat untuk membantu peperangan tersebut seperti yang Firmankan Allah dalam surah Ali Imran ayat 124-125 yang berbunyi sebagai berikut :

Artinya : “(ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin: "Apakah tidak cukup bagi kamu Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?"; Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda”.

Kemenangan Rasulullah dan Mujahid Madinah merupakan pertolongan dari Allah semata, karena kekuatan Allah meliputi segala sesuatu dan tidak ada yang tidak mungkin jika Allah menghendaki sesuatu.

Setelah kemenagan kaum Muslimin terhadap kaum kafir quraisy Mekkah, orang Yahudi Madinah merasa tidak senang dengan kemenangan tersebut. Mereka sebenarnya memang tidak dengan sepenuh hati menerima perjanjian yang telah disepakati dengan Rasulullah SAW, setelah beberapa lama diketahui bahwa Yahudi Madinah berkomplot dengan kafir quraisy dan Rasulullah menyerang Bani Qainuqa (Suku Yahudi Madinah) dan mengusirnya dari Madinah.

Setelah peperangan Badr, kaum Muslimin dihadapkan dengan beberapa perang yang mengantar Islam pada kejayaannya. Sebut saja perang Uhud, perang Khandaq, perang hunain, dan perjanjian Hudaibiah dan berakhir dengan penaklukan kota Mekkah, Rasulullah dengan kekuatan yang besar berhasil merebut kembali kota Mekkah dan menghancurkan semua berhala yang berada di kota tersebut.

Dan Islam berhasil memperluas kekuasaanya sampai ke Persia dan Romawi, ini membuktikan bahwa Islam merupakan agama yang Haq dan selalu mendapatkan bantuan dan pertolongan dari Al-Haq. Kemajuan Islam periode Penaklukan Mekkah menjadi tolak ukur keberhasilan Rasulullah SAW. Karena dari awal Hijrah, tujuan utama dari Muhajirin dan Mujahid adalah menguasai kembali kota Mekkah dan menghancurkan segala bentuk kemusyrikan yang berada di kota tersebut, serta menyelamatkan keluarga dan sahabat-sahabat mereka yang belum hijrah pada Agama Islam.

Dibawah kepemimpinan Rasulullah SAW, Islam mendapatkan tempat di hati penduduk Arab, dan akhirnya Nabi Muhammad dapat mengislamkan sebagian besar dari penduduk Arab di semenanjung Arab. Kebijaksanaan dan ketauladanan yang diberikan Rasulullahlah yang telah memikat hati para penduduk Arab. Dengan Cinta dan Kasih Sayang lewat ajaran Haq, Rasulullah menyampaikan Risalah Suci Islam kepada seluruh penjuru Negeri.

1 Comentário:

nafis atoillah mengatakan...

terimaksih sekali, mana pengrusnya ponpes salafiyah syafi'iyah proto ya?

Posting Komentar